Bagi anda pengguna WhatsApp, pernahkan memperhatikan kalau di WhatsApp tidak ada iklan yang muncul. Dibanding dengan media chating yang lain. WhatsApp memang tidak menjual iklan pada media chatingnya. Tahukan kenapa?
Jan Koum dan Brian Acton yang bekerja di Yahoo selama kurang lebih 10 tahun menyadari bahwa sedikit demi sedikit ukuran dan jangkauan Yahoo terkejar oleh Google. Dimana Google merupakan penjual iklan yang jauh lebih efisien dan menguntungkan. Google tahu apa yang kita cari, dan mereka tahu apa yang kita butuhkan. Data untuk mendapatkan itu semua adalah dari hasil pencarian kita di Google. Google akan merekam semua apa yang kita cari, sehingga akan muncul apa yang sering kita cari dan apa yang kita butuhkan. Sebagai contoh sederhana, pernahkan anda melakukan belanja online di sebuah situs Online, saya beri contoh Laz**a. Setelah anda melakukan belanja online di toko online tersebut kemudian anda melakukan browsing di web lain, maka akan muncul tawaran atau iklan yang berkaitan dengan barang yang anda beli di toko online tersebut. Jadi, Google benar-benar menyaring setiap iklan yang akan ia tampilkan pada halaman web. Setidaknya setiap iklan yang muncul adalah sesuatu yang berhubungan dengan histori yang pernah kita lakukan di website. Mereka tidak mau mengganggu kenyamanan pengunjung dengan iklan yang tidak bermanfaat.
Terlepas dari itu, pemikiran lain dari pendiri WhatsApp ini adalah bahwa pada prinsipnya tidak ada orang yang ketika bangun tidur bersemangat untuk melihat iklan apa yang akan muncul di hari itu, dan tidak pula orang yang akan tidur memikirkan iklan apa yang akan muncul di hari esok. Bukan iklan yang membuat hari kita menjadi berkesan, melainkan siapa orang yang kita ingat sebelum kita tertidur dan apa percakapan yang telah kita buat dengannya. Selain itu apa informasi yang di dapat pada hari itu yang dapat membuat warna pada perasan kita sehingga teringat sebelum kita tertidur.
Jan Koum dan Brian Acton yang bekerja di Yahoo selama kurang lebih 10 tahun menyadari bahwa sedikit demi sedikit ukuran dan jangkauan Yahoo terkejar oleh Google. Dimana Google merupakan penjual iklan yang jauh lebih efisien dan menguntungkan. Google tahu apa yang kita cari, dan mereka tahu apa yang kita butuhkan. Data untuk mendapatkan itu semua adalah dari hasil pencarian kita di Google. Google akan merekam semua apa yang kita cari, sehingga akan muncul apa yang sering kita cari dan apa yang kita butuhkan. Sebagai contoh sederhana, pernahkan anda melakukan belanja online di sebuah situs Online, saya beri contoh Laz**a. Setelah anda melakukan belanja online di toko online tersebut kemudian anda melakukan browsing di web lain, maka akan muncul tawaran atau iklan yang berkaitan dengan barang yang anda beli di toko online tersebut. Jadi, Google benar-benar menyaring setiap iklan yang akan ia tampilkan pada halaman web. Setidaknya setiap iklan yang muncul adalah sesuatu yang berhubungan dengan histori yang pernah kita lakukan di website. Mereka tidak mau mengganggu kenyamanan pengunjung dengan iklan yang tidak bermanfaat.
Terlepas dari itu, pemikiran lain dari pendiri WhatsApp ini adalah bahwa pada prinsipnya tidak ada orang yang ketika bangun tidur bersemangat untuk melihat iklan apa yang akan muncul di hari itu, dan tidak pula orang yang akan tidur memikirkan iklan apa yang akan muncul di hari esok. Bukan iklan yang membuat hari kita menjadi berkesan, melainkan siapa orang yang kita ingat sebelum kita tertidur dan apa percakapan yang telah kita buat dengannya. Selain itu apa informasi yang di dapat pada hari itu yang dapat membuat warna pada perasan kita sehingga teringat sebelum kita tertidur.
Sumber : Blog WhatsApp
